Lama tiada tamu berkunjung ke rumah, pintu-pintuku tertutup, jendela terpalang; kupikir malam-malamku akan sepi.
Ketika mataku kubuka kusaksikan gelap telah lenyap.
Aku bangkit dan lari kemudian kulihat batu gapura rumah ku hancur, dan lewat pintu terbuka angin dan cahayamu mengibarkan bendera-benderanya.
Dulu ketika aku jadi tawanan di rumahku sendiri, dan pintu-pintu tertutup, hatiku senantiasa ingin melarikan diri dan pergi mengembara.
Kini aku masih saja duduk di muka gapuraku yang hancur, menunggu kehadiranmu.
Kini kau telah mengikatku dengan kebebasanku.
0 comments:
Post a Comment